Antara Dua Jalan
Senin, 29 April 2013
0
komentar
“Dan Kami telah
menunjukkan kepadanya dua jalan,
Yang dimaksud dengan dua jalan ialah jalan
kebajikan dan jalan kejahatan”.
(QS. Al-Balad
[90]: 10)
T
|
idak bisa
dipungkiri bahwa di dalam menjalani roda kehidupan ini, kita akan dihadapkan
pada dua jalan, yakni kanan (benar) dan kiri (salah). Rute yang salah akan
mudah kita jalani, namun rute yang benar akan terasa sulit, karena banyaknya
bahaya dan tantangan yang kita hadapi. Rute yang salah pada awalnya mungkin
mendapatkan kebahagiaan dan kesuksesan, namun pada akhirnya kita akan
kehilangan semua itu. Sedangkan rute yang benar mungkin pada awalnya kita akan
mengalami kesulitan, namun pada akhirnya kita akan memperoleh kebahagiaan. Sebagaimana
yang dikatakan oleh Bung H. Rhoma Irama dalam syairnya, “Berakit-rakit ke
hulu, berenang ketepian, bersakit-sakit dahulu, senang kemudian.” Syair
tersebut seakan menjadi landasan dalam kita menjalani kehidupan ini. Walaupun
sakit awalnya, kita akan bahagia kemudian. Itulah makna yang tersirat dalam
syair indah teresbut.
Jalan benar dan salah atau baik dan buruk
merupakan dua potensi yang ada dalam diri manusia. Sebagaimana firman Allah
yang artinya “maka Allah mengilhamkan kepada jiwa itu (jalan) kefasikan dan
ketakwaannya. Sesungguhnya beruntunglah orang yang menyucikan jiwa itu, dan
sesungguhnya merugilah orang yang mengotorinya. (QS
Asy-Syams:8-10).
Ayat di
atas sangat jelas mengatakan bahwa ada dua jalan dalam proses mendekatkan diri
kepada Allah yaitu, jalan kefasikan (salah, buruk) dan jalan ketakwaan (baik,
benar). Maka orang yang memilih pada jalan kebenaran ia akan beruntung dan
sebaliknya orang yang memilih pada jalan kefasikan (buruk), maka ia akan
mendapatkan kerugian. Kedua jalan teresbut sudah menjadi hal yang tidak bisa
dipungkiri lagi oleh manusia, karena pada kenyataannya manusia pasti ada yang
benar dan ada yang salah, dan ada yang baik dan ada juga yang buruk.
Namun pada hakikatnya manusia dilahirkan atau
diciptakan itu adalah dalam keadaan baik dan suci, sebagaimana sabda Rasulullah
SAW yang artinya, “Setiap anak dilahirkan
dalam keadaan suci (fithrah), hanya saja kedua orang-tuanya
(lingkungannya) yang menjadikan dia Yahudi, Nasrani, atau Majusi. (HR. Bukhari). Hadis Rasulullah SAW tersebut
mengisyaratkan kepada kita bahwa pada hakikatnya manusia itu adalah suci dan
baik, namun orang tua, lingkungan dan dirinya sendiri yang menjadikan dia
berbuat tidak baik. Di dalam Al-Qur’an juga Allah menyebutkan bahwa pada hakikatnya
manusia itu adalah baik, sebagaimana firman Allah yang artinya, “Maka
hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Al1ah). Itulah fithrah Allah
yang telah menciptakan manusia menurut fithrah itu”. (QS. Ar-Rum [30]: 30).
Sudah sangat jelas bahwa manusia pada dasarnya adalah baik, tidak ada yang
jahat.
Perbuatan
yang dilakukan manusia itu adalah atas dasar kehendakknya sendiri bukan
kehendak Allah SWT. Orang yang memilih jalan kebaikan merupakan orang yang
mendapatkan kasih dan pertolongan Allah, sedangkan orang yang memilih jalan
keburukkan merupakan orang yang jauh dari kasih sayang dan pertolongan Allah.
Perbuatan
baik dan buruk yang dilakukan oleh manusia sekecil atau sebesar apapun akan
mendapat ganjaran sesuai dengan yang dilakukannya, sebagaimana firman Allah
SWT, “Untuk manusia ganjaran bagi
perbuatan baik yang dilakukannya dan sanksi bagi perbuatan (buruk) yang dilakukannya.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 286.
Dalam ayat tersebut Allah sangat jelas
menggambarkan kepada kita bahwa setiap perbuatan yang dilakukan oleh manusia,
baik itu perbuatan baik maupun perbuatan buruk akan mendapat ganjaran (pahala)
sesuai dengan ukurannya. Orang yang berbuat baik akan mendapatkan ganjaran yang
baik pula, sedangkan orang yang berbuat buruk akan mendapatkan sanksi yang
buruk pula.
Dalam hal ini manusia lah yang berhak untuk
memilih jalan hidup meraka, apakah mereka akan memilih jalan kebaikan (Syurga)
atau jalan menuju keburukan (Neraka). Itu semua adalah hak pilih mereka
sendiri, karena manusia diberikan akal dan pikiran oleh Allah, maka dengan akal
dan pikirannya ia dapat menentukan jalan yang baik untuk dirinya. Ada sebuah
istilah “Life is Choice” yang artinya hidup adalah pilihan. Dari istilah
tersebut dapat kita ambil kesimpulan bahwa hidup merupakan pilihan, apakah kita
jadi orang yang baik atau buruk itu merupakan pilihan kita sebagai manusia.
Kebebasan manusia dalam memilih jalan hidup
mereka merupakan gambaran bahwa Allah tidak pernah memaksa manusia untuk
berbuat baik, namun manusia harus mempertanggung jawabkan apa yang mereka pilih
dan mereka perbuat. Manusia tidak boleh membebani orang lain untuk memikul
dosanya, hal teresbut ditegaskan dalam firman-Nya, “Barangsiapa yang berbuat sesuai
dengan hidayah (Allah), Maka Sesungguhnya Dia berbuat itu untuk (keselamatan)
dirinya sendiri; dan Barangsiapa yang sesat Maka Sesungguhnya Dia tersesat bagi
(kerugian) dirinya sendiri. dan seorang yang berdosa tidak dapat memikul dosa
orang lain, dan Kami tidak akan meng'azab sebelum Kami mengutus seorang rasul”.
(QS Al-Isra' [17]: 15). Ayat
ini memberikan sebuah pelajaran kepada kita, bahwa dosa yang telah dilakukan
seseorang tidak dapat dibebankan kepada orang lain, sebaliknya dosa orang lain
tidak dapat dibebankan kepada kita, namun dosa itu merupakan tanggungjawab bagi
yang melakukannya.
Untuk
itu marilah kita sebagai manusia yang diberikan oleh Allah akal dan pikiran
untuk menentukan jalan hidup kita, mau baik atau buruk itu tergantung kita.
Kalau kita salah dalam memilih jalan hidup kita, maka kita akan mendapatkan
siksa yang amat pedih, namun apabila kita memilih jalan yang baik dan benar
dalam hidup kita, maka kita akan memperoleh kebahagiaan, baik di dunia maupun
di akhirat.
Marilah
kita senantiasa berdo’a kepada Allah agar senantiasa diberikan petunjuk,
hidayah, serta pertolngan-Nya dalam memilih jalan hidup ini, agar kita tidak salah
dalam menentukan pilihan kita yang nantinya akan mengakibatkan kita dalam
kerugian dan terjerumus ke dalam Neraka. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang
memilih jalan kebaikan dalam menjalani hidup ini, agar kita mendapatkan rahmat
dan surganya Allah SWT. Amin Ya Rabbal ‘Alamin…
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Antara Dua Jalan
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/01/antara-dua-jalan.html?m=0. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5