DAKWAH MELALUI MEDIA CETAK
Selasa, 05 Februari 2013
2
komentar
Islam merupakan agama dakwah, artinya agama yang
selalu mendorong umatnya untuk berbuat kebaikan dan mengajak orang lain agar
menjadi insan yang baik. Implikasi dari pernyataan tersebut mewajibkan bagi
setiap umat Islam untuk melakukan aktivitas dakwah. Sebagaimana firman Allah
dalam Surah Ali-Imran ayat 104:
Artinya: “Hendaklah diantara kamu ada segolongan
umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh yang ma’ruf dan mencegah dari yang
munkar, merekalah orang-orang yang beruntung”.
Ayat di atas merupakan gambaran tentang dasar hukum bagi
pelaksanaan penyampaian dakwah. Hukum berdakwah adalah wajib bagi sebagian
orang yang memang memiliki pengetahuan dan pemahaman dalam masalah agama.
Pada zaman Rasulullah SAW, proses penyampaian dakwah
banyak dilakukan melalui dakwah bil-lisan (ucapan) dan dakwah bil-hal
(perbuatan). Dakwah bil-lisan yaitu dakwah yang dilakukan dengan
kata-kata, seperti ceramah, pidato dan khutbah. Sedangkan dakwah bil-hal yaitu
dakwah yang dilakukan melalui perilaku atau perbuatan yang nyata, seperti
kepribadian yang baik, pembangunan panti asuhan, dan lain-lain.[1]
Sedangkan di zaman sekarang ini dakwah bil-qalam atau
melalui media cetak lebih efektif, mengingat tidak selamanya mad’u bisa
mengikuti pengajian atau pun majelis taklim. Tidak bisa dipungkiri, kebanyakan mad’u
sibuk dengan pekerjaan dan aktivitasnya, sehingga ia tidak bisa untuk
menghadiri pengajian. Dengan adanya media cetak, mad’u akan lebih mudah
mengakses dan memperoleh informasi akan suatu hal yang terkandung dalam pesan
dakwah.
Media cetak adalah alat komunikasi massa berupa
majalah, koran, tabloid, jurnal, buletin yang diterbitkan secara berkala.[2]
Merebaknya media massa dalam kehidupan masyarakat ini seyogyanya menjadi wadah
bagi seorang da’i dalam
menyampaikan pesan dakwah kepada mad’u. Karena pada saat sekarang ini
orang lebih suka membaca yang tertulis dari pada mendengarkan ceramah atau
pengajian.
Melalui menulis dan membaca orang akan memperoleh
pengetahuan dan informasi tentang agama Islam. Sebagaimana yang telah tergambar
di dalam Al-Qur’an surah Al-‘Alaq ayat 04:
Artinya: “yang
mengajar (manusia) dengan perantaran kalam”.
Kata Qalam pada ayat tersebut memberikan
gambaran dan anjuran agar seorang da’i dalam berdakwah tidak hanya
pandai berkata-kata melalui lisan tapi juga melalui tulisan. Karena dengan
membaca dan menulis seseorang akan memperoleh pengetahuan dan informasi yang
belum ia ketahui.
Menurut Quraish Shihab dalam
kitabnya Tafsir Al-Misbah menjelaskan bahwa kata Qalam mengandung
makna sebagai alat untuk menulis. Dengan kata lain, bahwa qalam adalah
tulisan.[3]
Melalui tulisan orang akan memperoleh ilmu pengetahuan dan informasi.
Media cetak diyakini punya kekuatan yang maha
dahsyat untuk memengaruhi sikap dan perilaku masyarakat. Bahkan media cetak
bisa menentukan
perkembangan masyarakat seperti apa yang akan dibentuk di masa yang akan
datang. Media cetak mampu mengarahkan, membimbing, dan memengaruhi kehidupan di
masa kini dan masa datang.[4] Terkait
dengan itu tidak sedikitpun media cetak yang mulai mengarahkan orientasi
beritanya ke arah misi dakwah.
Para wartawan atau jurnalis muslim
tentunya akan bergelut di bidang informasi. Tidak semua informasi yang
diberitakan itu benar, baik dan bermanfaat bagi masyarakat kalangan Islam.
Untuk itu seorang wartawan atau jurnalis wajim memfilter serta menyeleksi dari
banyaknya informasi yang telah membanjiri media cetak saat ini. Hal ini
bertujuan agar, tidak terjadinya pembodohan dan pembohongan terhadap publik.
Selain itu kondisi mad’u harus
diperhatikan. Dengan melihat kondisi mad’u zaman sekarang, hendaknya
seorang da’i mampu memilih dan membuat tema yang tepat. Agar pesan
dakwah yang disampaikan mampu dicerna dan dikonsumsi dengan baik oleh mad’u.
Pesan dakwah itu harus menjadi
sebuah informasi yang mampu dipahami oleh mad’u, agar pesan itu bisa
diamalkan dalam kehidupannya sehari-hari. Dengan tulisan yang disajikan mampu
mempengaruhi, merangsang dan menggerakkan mad’u agar senantiasa aktif
dalam melaksanakan dan menggerakkan aktivitas keagamaan. Media cetak saat ini
merupakan sarana yang tepat sebagai wadah menggerakkan aktivitas keagamaan atau
dakwah. Persoalan sekarang mampukah seorang da’i
atau jurnalis memanfaatkan dunia pers
khususnya media cetak sebagai peluang dalam berdakwah.
[1] Syairil Fadli, “Ragam Bahasa Buletin Jum’at Himmah
STAIN Palangka Raya Dalam Perspektif Filsafat Bahasa Biasa Wittgenstein” pada Jurnal Kajian Islam Volume 2 Nomor
2, 2010, h. 125.
[2] Bambang Saiful Ma’arif, Komunikasi Dakwah:
Paradigma Untuk Aksi, Bandung: Remaja Rosdakarya, 2010, h. 161.
[3] M. Quraish Shihab, Tafsir Al-Misbah: Pesan, Kesan
dan Keserasian Al-Qur’an, Cet. I, Vol. 15, Jakarta: Lentera Hati, 2002, h.
401.
[4] http://devitadartias.blogspot.com/2010/11/media-massa.html
(Online 17 Desember 2012)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: DAKWAH MELALUI MEDIA CETAK
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke https://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/02/dakwah-melalui-media-cetak.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5