Do'a Sumber Kekuatan
Minggu, 28 April 2013
0
komentar

Dalam menghadapi
persoalan kehidupan tersebut adalah sangat wajar bagi kita sebagai hamba yang
tidak memiliki kekuatan, berdo’a dan meminta kepada-Nya, baik ketika kita dalam
keadaan lapang maupun sempit, dan baik dalam keadaan mudah maupun sulit. Kita
harus menumpahkan segala persoalan keharibaan-Nya dan selalu bertawasul
kepada-Nya, meski dalam keadaan apapun. Kita harus duduk bersimpuh di depan
pintu gerbang-Nya dan kemudian, tunggulah! Karena pada saatnya nanti akan
datang pertolongan, bantuan dan kemudahan yang bersumber dari rahmat-Nya. Atau
siapakah yang memperkenankan do’a orang yang dalam kesulitan apabila ia berdo’a
kepada-Nya. (QS. An-Naml [27]: 62).
Do’a kepada
Tuhan merupakan wujud lain dari ibadah dan bukti ketaatan besar yang akan
mendatangkan sesuatu yang lebih dari apa yang kita minta. Maka dari itu,
seorang hamba yang benar-benar mengetahui hakikat berdo’a kepada Allah, niscaya
ia tidak akan pernah resah, gundah dan kacau pikirannya. Ia yakin bahwa semua
rahmat akan terputus kecuali rahmat-Nya, dia mengabulkan do’a setiap orang yang
berada dalam kesulitan dan dia memerintahkan kepada kita agar senantiasa berdoa
meminta kepada-Nya, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Dan apabila
hamba-hambaku bertanya tentang Aku, maka (jawablah) aku dekat. Aku mengabulkan
permohonan orang-orang yang berdo’a kepada-Ku, maka hendaklah mereka itu
memenuhi (segala perintah) Ku, agar mereka selalu berada dalam kebenaran.” (QS.
Al-Baqarah [2]: 186).
Jarang
sekali orang memahami bahwa do’a itu merupakan sumber kekuatan dengan mengumpulkan
seluruh keyakinan yang ada pada sanubari untuk kemudian mengarahkannya kepada
suatu maksud yang kita inginkan. Ketika semua jalan terasa buntu, pandangan ke
masa depan bagaikan hitam tanpa adanya harapan dan hidup didera oleh berbagai
persoalan hidup yang begitu kompleks, maka sebagai seorang hamba bersegeralah
mengadukan berbagai macam persoalan teresbut kepada-Nya, karena hanya Allah
yang mampu memberikan jalan keluar terhadap persoalan hidup yang menimpa kita,
mengubah apa yang telah ditetapkannya dan ia tidak akan pernah mengingkari
janji-Nya. Sikap ini tumbuh disebabkan keyakinan yang mendalam terhadap Allah,
bahwa Allah tidak mungkin mengingkari janji-Nya. Dia yakin apabila berdo’a akan
dikabulkan selama dirinya menghindarkan segala dosa, sebagaimana Rasulullah SAW
bersabda yang artinya: “Tidaklah yang menolak ketentuan Tuhan kecuali do’a,
tidaklah yang menambah umur kecuali berbuat kebajikan, dan seorang laki-laki
akan diharamkan baginya rizqi karena dosa yang diperolehnya. (HR. Tarmidzi
dan Ibnu Hibban).
Do’a bukan hanya
sekedar ungkapan perasaan hati, tetapi do’a merupakan sikap rendah hati
seseorang ketika berhadapan dengan sang Pencipta. Orang yang tidak mau berdo’a
adalah orang yang takabbur, menunjukkan arogansi yang cenderung menjadi
seoarang yang dimurkai oleh Allah. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW yang
artinya: “Barangsiapa yang tidak memohon kepada Allah, murkalah Allah
kepadanya.” (HR. At-Tarmidzi). Maka dengan berdo’a itu seorang hamba yang
mencintai kekasihnya bukan sekedar mengharapkan rahmat Allah, tetapi sekaligus
memasuki nuansa audiensi dengan Allah, sehingga dia mendapatkan kekuatan batin
yang dahsyat dan menjadikannya sebagai senjata kehidupan serta percaya diri
yang mantap.
Kepercayaan dan
keyakinan kepada Allah akan menghapuskan rasa ketergantungan kita kepada
manusia dan tanpa disadari kehadiran kita di tengah-tengah pergaulan
menyebabkan kesejukan bagi orang lain dan memiliki wibawa yang tinggi. Hal ini
disebabkan do’a yang telah memberikan kekuatan kepada kita, sebagaimana sabda Rasulullah
SAW yang artinya: “Do’a itu adalah senjata orang yang beriman, tiang agama,
dan cahaya dari semua langit dan bumi’” (HR. Al-Hakim).
Tak ada keraguan
pada hati kita bahwa cepat atau lambat Allah akan mengabulkan do’a tersebut.
Kita tidaklah menyalahkan orang lain, apalagi mengurangi rasa cinta kepada-Nya
apabila do’a belum terkabul, karena kita harus yakin bahwa dibalik semua itu
ada rahasia yang hanya diketahui oleh Allah. Bisa jadi do’a kita ditunda,
karena apabila disegerakan malahan akan mengakibatkan kemudharatan bagi kita
atau do’a kita dikabulkan Allah di akhirat kelak agar menjadikan kemuliaan bagi
kita karena kasih sayang Allah terhadap hambanya. Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah
seorang muslim menengadahkan wajahnya (memohon) kepada Allah sesuatu
permohonan, melainkan akan dikabulkannya permohonan tersebut. dicepatkan-Nya
memberikan atau disimpan-Nya untuk lain waktu.” (HR. Imam Ahmad dan
Al-Hakim).
Betapa besarnya
penghargaan yang diberikan Allah kepada hambanya yang senantiasa berdo’a,
sehingga wajahnya seakan berbinar memancarkan cahaya kebahagiaan, setiap hamba
mendatangi mihrab ilahi dan beraudiensi dengan Allah melalui do’a. Do’a juga
merupakan sarana untuk mendekatkan diri kepada Allah, ketika kita mendapatkan
kesulitan hanya Allah yang bisa menolong dan memberikan jalan keluar. Maha suci
Allah dengan segala kasih sayang dan rahmat-Nya.
Ketika musibah
serta kesulitan hidup datang silih berganti menimpa kita, pandangan ke masa depan
bagaikan hitam tanpa adanya harapan, jalan keluar dari masalah tersebut belum
juga ditemukan, maka bersegeralah duduk bersimpuh di depan pintu gerbang-Nya,
berdo’a dan mohonlah pertolongan serta jalan keluar pada-Nya, karena hanya
dengan berdo’a kita dapat keluar dari kesulitan-kesulitan yang menimpa kita.
Do’a bukanlah sekedar ungkapan perasaan hati saja, tetapi do’a merupakan sikap
rendah hati seseorang kepada sang Pencipta. Mudah-mudahan kita termasuk orang
yang do’anya dikabulkan oleh Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin…
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Do'a Sumber Kekuatan
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/01/doa-sumber-kekuatan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5