PENULISAN ARTIKEL ATAU OPINI
Sabtu, 02 Februari 2013
0
komentar
PENULISAN
ARTIKEL ATAU OPINI DI MEDIA CETAK
Tujuan
menulis pada umumnya adalah untuk mengungkapkan fakta atau mengekspresikan
perasaan, sikap, dan isi pikiran secara jelas dan efektif kepada pembaca. Sebuah
tulisan dikatakan jelas jika mampu mewakili secara tepat isi pikiran atau
perasaan penulisnya Sementara itu, sebuah tulisan dikatakan efektif bila
penulisnya mampu membuat pembacanya memfokuskan diri pada pokok pikiran tulisan.
Hal-hal yang harus
diperhatikan dalam penulisan
1.
Singkat/Padat
Sebuah karya tulis yang jelas dan efektif tidak perlu memuat ihwal yang
tidak berkaitan langsung dengan topik utama atau judul tulisan. Misal: tatkala
membahas masalah poligami, si penulis tidak perlu menjelaskan secara panjang
lebar di dalam bagian pendahuluan perihal pentingnya perkawinan baik dari sudut
agama maupun hukum. Singkat berarti juga menghilangkan “bunga-bunga” tulisan
yang mungkin dapat memesona pembaca, namun tidak memberikan informasi apa-apa
kepada pembaca.
Bandingkan dua contoh kutipan kalimat berikut:
a.
Meningkatnya perpindahan
tenaga kerja wanita dari pedesaan ke kota terbukti telah mencapai angka
pertumbuhan 5.78%, sementara pertumbuhan jumlah penduduk sangat lambat yakni
menunjukkan angka 0.86%
b.
Perpindahan tenaga kerja
wanita dari desa ke kota telah meningkat hingga 5.78%, sekalipun pertumbuhan
jumlah penduduk masih sangat lambat yakni 0.86%
2.
Koheren
Koherensi memperlihatkan hubungan yang jelas antar unsur-unsur yang
membentuk suatu kalimat; bagaimana hubungan antara subjek dan predikat;
hubungan antara predikat dan objek; serta keterangan-keterangan yang
menjelaskan tiap-tiap unsur itu. Dengan kata lain, koherensi menekankan segi
struktur atau interrelasi antara kata-kata yang menduduki sebuah tugas dalam
kalimat
Bandingkan contoh kalimat berikut:
a.
Bila ditelusuri secara
mendalam maka dapat dipastikan bahwa setiap orang yang akan membentuk rumah
tangga menginginkan untuk hidup bahagia sejahtera untuk selama-lamanya. Tidak
sedikit pun tersirat maupun tersurat dalam hati yang bersangkutan bahwa tujuan
berumah tangga adalah untuk melakukan tindak kekerasan dalam rumah tangga
b.
Setiap orang yang hendak
berumah tangga tentu menginginkan hidup berbahagia untuk selama-lamanya. Tidak
sedikit pun terbersit dalam pikirannya bahwa ia akan mengalami tindak kekerasan
dalam rumah tangga
3.
Variasi
Agar tidak membosankan pembaca, kita boleh melakukan variasi baik dalam
diksi maupun dalam struktur kalimat. Variasi dalam struktur kalimat dapat
dilakukan dengan cara membentuk kalimat pembuka melalui frasa keterangan
(keterangan cara, keterangan waktu, dan keterangan tempat), frasa benda, frasa
kerja, atau melalui partikel penghubung
Bandingkan contoh kalimat berikut:
a.
Di samping persamaannya
yang besar dengan kelompok lain di sekitarnya sekelompok orang dalam masyarakat
kadang-kadang memiliki ciri-ciri budaya yang khas, termasuk bahasa yang
digunakan
b.
Ciri-ciri budaya yang khas,
termasuk bahasa, dimiliki kelompok-kelompok orang dalam masyarakat. kendati
demikian, kelompok-kelompok tersebut juga memiliki ciri-ciri budaya yang sama
dengan kelompok-kelompok lain yang berada di sekitarnya
4.
Kesatuan pikiran
Kalimat yang jelas dan efektif mengandung kesatuan pikiran karena
memiliki hanya satu pokok pikiran. Oleh karena itu, letakkanlah pokok pikiran
yang berupa informasi yang dikenal luas pada awal kalimat
Bandingkan contoh kalimat berikut:
a.
Marharoan adalah suatu
sistem kerja atau kelompok kerja yang dilakukan oleh beberapa orang secara
bersama-sama, yang anggotanya mendapat giliran untuk mengerjakan ladangnya
secara berganti-ganti, yang sifatnya mirip dengan gotong royong
b.
Marharoan yang sifatnya
mirip gotong royong, merupakan suatu sistem kerja sekelompok peladang di
Simalungun. Marharoan dilakukan oleh beberapa orang secara bersama-sama.
Anggotanya mendapat giliran untuk mengerjakan ladangnya secara berganti-ganti
5.
Penegasan
Di dalam karya tulis ilmiah pop, penegasan adalah upaya si penulis
dalam menonjolkan pokok pikirannya. Tujuannya memberikan ketegasan bahwa pokok
pikirannya amat penting diketahui pembacanya. Penegasan dapat dilakukan melalui
posisi dalam kalimat (meletakkan pokok pikiran pada awal kalimat), melalui
repetisi (mengulang-ulang pokok pikiran), atau dapat pula dengan cara
meletakkan informasi baru dan tidak terduga pada akhir kalimat. Cara yang
ketiga dapat dilihat pada kutipan di bawah ini:
Dalam
perspektif berbangsa dan bernegara kita dewasa ini di tengah badai krisis
mondialisasi, keteguhan STA menemukan relevansinya. Pasalnya, ternyata kita
adalah bangsa yang seolah-olah enggan terhadap kehadiran roh tersebut.
Alih-alih menunggu giliran munculnya volksgeist (roh-bangsa), kita justru
memilih “roh” lain yang bersifat profan, kekinian, dan instan. Alhasil, dewasa
ini muncullah sosok-sosok Bismarck yang bermimpi mewujudkan volkgeist dengan
cara melupakan kepentingan dan penderitaan rakyatnya sendiri.
Selain
memahami kelima hal di atas, seorang penulis juga mesti menyadari bahwa hubungan
kalimatnya tidak saja dilakukan antarunsurnya (koheren), tetapi juga dilakukan
berdasarkan antarkalimatnya (kohesif). Koherensi merujuk pada hubungan makna,
sedangkan kohesi merujuk pada pertalian bentuk. Kohesi dapat juga dipahami
sebagai “afinitas”, “daya gabung”, “keterikatan”, atau “erat dan kokoh secara
padu”. Kohesitas kalimat berhubungan dengan masalah: (1) penggunaan konjungsi
atau kata sambung; (2) pemahaman ejaaan; (3) pembentukan kata; (4) kecermatan
diksi
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: PENULISAN ARTIKEL ATAU OPINI
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/02/penulisan-artikel-atau-opini.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5