Kisah Ali bin Abi Thalib Dengan Sepuluh Orang Khawarij
Rabu, 17 April 2013
0
komentar
Hai friends, bagaimana kabarnya??? Semoga dalam keadaan sehat. Kali ini
saya akan berbagi kembali cerita hasil terjemahan dari kitab Al-Mawaizu Al-‘Ushfuriyyah.
Cerita kali ini adalah tentang Ali bin Abi Thalib dengan sepuluh orang
Khawarij…. Penasaran…….. simak langsung ceritanya…..
Kisah
Ali bin Abi Thalib Dengan Sepuluh Orang Khawarij
Kaum Khawarij pernah mendengar hadis dari Rasulluah yang mengatakan bahwa
“Aku adalah kota ilmu, dan Ali adalah pintunya”. Mendengar hadis tersebut, kaum
Khawarij ingin menguji Ali dengan beberapa pertanyaan, apa Ali memang
benar-benar pintar atau tidak. Kemudian dikumpulkanlah sepuluh golangan dari
kaum Khawarij dan diutuslah para pembesar dari sepuluh golongan tersbut. Setiap
pembesar akan menanyakan satu pertanyaan yang sama. Kalau semua pertanyaan itu
dijawab dengan jawaban yang berbeda, maka Ali memang benar-benar pintar dan alim.
Orang pertama: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta?
Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang
khawarij tersebut. Ali menjawab: “Ilmu adalah warisan para Nabi, sedangkan
harta adalah warisan dari Qorun, Fir’aun dan lainnya”. Setelah mendapat
jawabannya orang tersbut pergi.
Orang kedua: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali
menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang
khawarij tersebut. Ali menjawab: “Kalau Ilmu, ia yang akan menjaga kita,
sedangkan harta kita yang menjaganya”. Pulanglah penanya yang kedua dengan
jawaban yang berbeda.
Orang ketiga: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali
menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang khawarij
tersebut. Ali menjawab: “Orang yang banyak harta akan mendapat musuh yang
banyak, sedangkan orang yang banyak ilmu, akan mendapat teman yang banyak”.
Orang keempat: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta?
Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang
khawarij tersebut. Ali menjawab: “Apabila harta digunakan, maka akan
berkurang. Tapi kalau ilmu digunakan dan diamalkan akan bertambah”.
Orang kelima: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta? Ali
menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang khawarij
tersebut. Ali menjawab: “Orang yang memiliki harta akan mendapat panggilan
bakhil, sedangkan orang yang memiliki ilmu akan mendapat panggilan mulia”.
Orang keenam: ““Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau
Harta? Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata
orang khawarij tersebut. Ali menjawab: “Hara dijaga agar tidak diambil
pencuri, tetapi ilmu tidak dijaga dari pencuri”.
Orang ketujuh: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau Harta?
Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata orang
khawarij tersebut. Ali menjawab: “Harta akan dipertanggungjawabkan pada hari
kiamat, sedangkan ilmu membawa syafaat pada hari kiamat”.
Orang kedelapan: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau
Harta? Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata
orang khawarij tersebut. Ali menjawab: “Harta akan lenyap ketika habis
masanya, sedangkan ilmu tidak akan lenyap”.
Orang kesembilan: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau
Harta? Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata
orang khawarij tersebut. Ali menjawab: “Harta membuat keras hati, sedangkan
ilmu menerangi hati”.
Orang kesepuluh: “Hai Ali, Apa yang lebih utama, Ilmu atau
Harta? Ali menjawab: “Ilmu lebih utama dari harta”. Apa alasannya, kata
orang khawarij tersebut. Ali menjawab: “Orang yang memiliki harta
menghambakan diri kepada harta, tetapi orang yang memiliki ilmu adalah orang
yang menghambakan diri kepada Allah”.
Berapa pertanyaan pun yang kalian tanyakan kepadaku kata Ali, akan aku
jawab dengan jawaban yang berbeda. Karena ilmu itu hidup, tidak pernah mati dan
selalu berkembang. Akhirnya, para pembesar Khawarij yang sepuluh orang itu
masuk Islam semuanya.
Dari cerita di atas bisa kita ambil hikmah atau pelajaran yang sangat
berharga kepada kita. Cerita di atas mengajarkan kepada kita agar senantiasa
menuntut ilmu sampai kapan pun, karena ilmu tidak akan pernah mati, ilmu akan
selalu hidup dan berkembang terus menerus. Cerita tersebut juga mengajarkan
kepada kita agar senantiasa lebih mengutamakan ilmu dari pada harta, karena
ilmu sifatnya abadi, sedangkan harta sifatnya hanya sementara dan akan musnah
mengikuti zaman.
Untuk itu, marilah kita senantiasa menuntut ilmu, karena dengan ilmu kita
akan memperoleh harta, jabatan, kekuasaan, dan lain sebagainya. Orang yang
berilmu akan mendapat derajat yang tinggi, baik di dunia maupun di akhirat
kelak. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang lebih mengutamakan ilmu daripada
harta. Amin ya rabbal ‘alamin……
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kisah Ali bin Abi Thalib Dengan Sepuluh Orang Khawarij
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/04/kisah-ali-bin-abi-thalib-dengan-sepuluh.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5