Bahaya Sifat Dengki
Jumat, 24 Mei 2013
0
komentar
Oleh: Lisnawati
“Katakanlah, Aku Berlindung kepada Tuhan Yang Menguasai Subuh, dari
kejahatan makhluk-Nya, dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, dan
dari kejahatan wanita-wanita tukang sihir yang menghembus pada buluh-buluh, dan
dari kejahatan orang yang dengki, apabila ia dengki.”
(QS. Al-Falaq [113] : 1-5)
Dengki merupakan salah satu sifat tercela yang dibenci oleh Allah
SWT. Perkara dengki telah tercantum
dalam nash-nash Al-Qur’an dan Sunnah dengan berbagai dalil yang qath’iy
ats-tsubuut (dalil yang penetapan nashnya mutawatir ). Muawiyyah RA berkata, “Kejahatan
yang paling berbahaya adalah dengki, karena orang yang mendengki dapat
membunuh, walaupun kedengkiannya tersebut belum mengenai orang yang
didengkinya.” (Kitab Tabri’at Adz-Dzimmah Tahzir Al Ummat min Al Hasad).
Ketika menyikapi fenomena dengki, manusia cenderung memiliki dua
klasifikasi sikap, yakni antisipasi secara berlebihan, atau sikap masa bodoh.
Kedua sikap ini akan membedakan tingkat pengaruh dengki terhadap diri
mereka. Orang yang bereaksi terlalu
berlebihan akan menimbulkan sikap terlalu menyembunyikan segala nikmat yang
dimilikinya, atau lebih suka menampakkan penderitaan dirinya lantaran khawatir
mendapat fitnah dari orang yang suka memuji, fitnah terhadap akal atau
tubuhnya, atau bagi kebaikan anaknya.
Kondisi ini dapat memperburuk kehidupan mereka, karena mereka
menggunakan berbagai media untuk mengantisipasi tekanan dari para pendengkinya.
Kehidupan mereka pun akan selalu dikelilingi oleh rasa was-was dan ketakutan.
Sedangkan orang yang bersikap masa bodoh dengan dengki akan mengingkari dengki
dan hal-hal yang telah ditetapkan oleh Al-Qur’an dan Sunnah, mencela orang yang
menghindari perkara ini dan menisbatkan mereka sebagai orang yang telah
mengikuti perkembangan zaman.
Fenomena dengki atau hasad sudah menjadi bagian dari fenomena umum.
Hal ini terjadi karena adanya kecenderungan manusia menyombongkan diri atas
sesamanya. Ketika seseorang melihat orang lain memiliki sesuatu yang tidak
dimilikinya, maka sifat hasad akan muncul. Hasad adalah perbuatan tercela, baik
yang dilakukan di dalam hati maupun yang dilakukan dengan ucapan atau sikap.
Dengki merupakan fenomena nyata yang memiliki pengaruh secara
signifikan. Modusnya adalah reaksi psikologis negatif seorang pendengki ketika
melihat korban kedengkiannya, yang membuat pendengki melakukan hal-hal yang
membahayakan korban, baik dalam kondisi keberadaan korban maupun
ketidakberadaannya. Implementasi dengki dapat benar-benar terwujud jika di
dalam diri seseorang ada sebuah rencana dengan modus-modus dan unsur-unsur
dasar kejahatan yang dapat membahayakan korban, baik lisan maupun perbuatan. Al
Alusi menyebutkan, “Andai seorang pendengki menyikapi dengkinya secara
emosional kepada korban kedengkiannya, maka dia cenderung manggunakan cara-cara
yang buruk. Bentuk sikap emosional dengki ini bervariasi, tergantung kekuatan
psikologi pelaku yang kadang dapat mencapai tingkat distruktif.
Pendengki diibaratkan seperti api, apabila ia tidak mendapat
sesuatu yang dapat dimakannya maka ia akan melahap sesamanya. Dengan kata lain
orang yang sudah dipenuhi rasa dengki akan melakukan apapun demi kehancuran
orang yang didengkinya, bahkan ia tidak segan-segan membunuh demi mewujudkan
hal tersebut. Oleh sebab itu, kita harus menjaga eksistensi kemuliaan jiwa dan
ketulusan cinta, tidak tersiksa hati dan jiwa. Kita harus menjauhkan diri dari
sifat dengki dan para pendengki.
Beberapa hal seputar hasad yang perlu diingat adalah:
Pertama, hasad adalah implikasi dari dendam. Dengan kata lain orang
yang dengki adalah bentuk dari dendam seseorang terhadap keberhasilan kita.
Orang yang hasad tidak akan senang terhadap keberhasilan seseorang, bahkan ia
akan secara terang-terangan akan menjatuhkan orang tersebut dari
keberhasilannya.
Kedua, substansi hasad
adalah kebencian terhadap nikmat dan ketidakpuasan terhadap ketetapan pemberian
keutamaan dari Allah kepada beberapa hamba yang melebihi lainnya. Artinya orang
yang hasad ialah orang yang tidak mau bersyukur terhadap nikmat yang diberikan
oleh Allah kepadanya dan ia mengingkari nikmat tersebut. Ia selalu merasa
kekurangan dan selalu ingin lebih dari orang lain, bahkan ia sangat tidak suka
kalau ia lebih rendah dari orang lain.
Ketiga, melacak faktor-faktor timbulnya sikap hasad. Hasad yang
tercela memiliki banyak pintu dan faktor-faktor yang beragam, seperti yang
dikemukakan oleh Al-Ghazali, yaitu rasa permusuhan dan kebencian, rasa memiliki
kedudukan yang tinggi, sombong, ujub, rasa takut akan hilangnya tujuan-tujuan
yang ingin dicapainya, senang menjadi pemimpin, dan kejelekan serta kerakusan
jiwa. Itulah beberapa faktor yang menyebabkan tumbuhnya rasa dengki atau hasad
dalam diri seseorang.
Bagitu berbahayanya jika kita terjangkit penyakit hati seperti
dengki. Oleh karena itu, berlindunglah kepada Allah dari kejahaatannya.
Bertawakalah kepada Allah dan jagalah perintah serta larangan-Nya, karena sikap
ini akan menjadi pilar penting yang menjadikan Allah menjaga kita. Memperbanyak
membaca ta’awwudz agar senantiasa kita dilindungi oleh Allah serta membentengi
diri dengan basmallah. Dengan demikian, Insya Allah kita akan terhindar dari
sifat dengki. Mudah-mudahan kita dijauhkan dari sifat dengki dan kita bukan
termasuk orang yang dengki. Amiin Ya Rabbal Alamin…..
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Bahaya Sifat Dengki
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/05/bahaya-sifat-dengki.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5