Menolak Kejahatan Dengan Kebaikan
Kamis, 02 Mei 2013
0
komentar
Tidaklah
Allah menciptakan manusia melainkan Allah juga menciptakan setan untuk
mengujinya. Secara fitrah, manusia akan selalu cenderung pada kebaikan. Tetapi,
untuk selalu sejalan dengan fitrahnya, sangatlah sulit. Karena, ketika manusia
hendak memilih kebaikan, akan selalu ada bisikan-bisikan yang menghalanginya,
dan menganjurkan yang sebaliknya. Seperti yang pernah disabdakan oleh
Rasulullah saw. bahwa di dalam hati manusia ada dua bisikan; bisikan malaikat
dan bisikan setan. Bisikan malaikat adalah kebaikan dan bisikan setan adalah
kejahatan. Adapun, bisikan mana yang akan diikuti oleh manusia, tergantung pada
keadaan hati manusia itu. Jika hatinya bersih, ia akan mendengar bisikan
malaikat, namun jika hatinya kotor dan berpenyakit, dia akan lebih sering
menuruti bisikan setan. Dari situ, timbullah dua akibat, yaitu kebaikan dan
kejahatan.
Pada
kenyataannya, memang benar apa yang telah dikhabarkan Alquran bahwa manusia
terlalu banyak berbuat zalim, baik pada Allah, pada dirinya sendiri, maupun
pada orang lain. Hingga tidak kita pungkiri bahwa terkadang kita juga didzalimi
oleh orang lain, atau ada orang lain yang berbuat jahat kepada kita.
Dalam
menghadapi kejahatan yang dilakukan seseorang kepada kita, Alquran surah
Fushshilat ayat 34-36 memberikan petunjuk: "Dan tidaklah sama kebaikan
dan kejahatan. Tolaklah (kejahatan itu) dengan cara yang lebih baik".
Maksudnya
adalah jika ada orang yang berbuat jahat kepada kita, balaslah kejahatannya itu
dengan kebaikan. Jika ada orang yang jahat kepadamu dengan perbuatannya, dengan
perkataannya, atau dengan sesuatu yang lain, maka balaslah hal itu dengan
kebaikan. Jika ia memutus hubungan denganmu, cobalah jalin hubungan baik
dengannya. Jika ia menzalimi, maafkanlah ia. Jika berbicara tentang kamu,
janganlah engkau hiraukan. Tetapi, maafkanlah ia, dan sambutlah ia dengan
perkataan yang baik. Apabila ia menjauhimu dan tidak menghiraukanmu, tetaplah
berkata yang lembut dan mengucapkan salam kepadanya. Jika engkau mampu membalas
kejahatan dengan kebaikan, niscaya engkau akan mendapatkan faedah yang sangat
besar. Allah berfirman,"Maka tiba-tiba orang yang antaramu dan antara
dia ada permusuhan seolah-olah telah menjadi teman yang sangat setia."
Ibnu
Katsir mengomentari ayat ini, yaitu apabila engkau berbuat baik kepada orang
yang telah berlaku jahat terhadapmu, maka kebaikanmu itu akan membawanya untuk
bisa condong kepadamu, menyukaimu, dan bersikap lunak padamu, sehingga dia akan
menjadi seperti teman yang setia dan sangat dekat kepadamu, dengan kasih sayang
dan kebaikan untukmu.
Demikian
apa yang dianjurkan oleh Allah kepada kita, bagaimana kita membalas kejahatan
seseorang yang menimpa kita. Namun, hal itu sangatlah berat untuk
dilaksanakan. Hingga diterangkan pada
ayat selanjutnya: "Sifat-sifat yang baik itu tidak dianugerahkan
melainkan kepada orang-orang yang sabar dan tidak dianugerahkan melainkan
kepada orang-orang yang mempunyai keberuntungan yang besar."
Menurut
Ibnu Katsir, tidak akan mampu menerima dan mengamalkan wasiat tersebut kecuali
orang yang sabar, karena hal itu sangat memberatkan jiwa. Dan yang dimaksud
dengan keberuntungan yang besar adalah kebahagiaan di dunia dan akherat bagi
yang mampu mengamalkannya. Betapa berat dan sulit hal tersebut untuk dilakukan.
Karena, watak seseorang akan cenderung membalas kejahatan dengan kejahatan.
Namun, jika seseorang mengetahui besarnya nilai kesabaran dan besarnya pahala
yang akan diterima, mengetahui bahwa membalas kejahatan dengan kejahatan tidak
ada manfaatnya. Sedangkan permusuhan hanya akan menambah kekerasan, menyadari
bahwa membalas kejahatan dengan kebaikan bukan berarti kehinaan dan kerendahan
martabat akan tetapi bersikap rendah diri dihadapan Allah, maka hal tersebut
akan menjadi ringan baginya, dan dia akan melakukannya dengan lapang bahkan
menikmatinya.
Ali
bin Abi Thalhah mengatakan bahwa Ibnu Abbas pernah berkata: "Allah
memerintahkan kita untuk bersabar ketika marah, lemah lembut menghadapi
kebodohan, dan memaafkan perlakuan buruk (kejahatan). Barang siapa mampu
mengamalkannya, maka Allah akan menghindarkannya dari godaan setan, dan akan
menjadikan musuhnya tunduk padanya seperti teman yang setia padanya."
Perkataan
Imam Ali tersebut menganjurkan kepada kita agar bersikap lemah lembut kepada
orang yang berbuat jahat kepada kita atau memusuhi kita, dan kita memaafkan
atas kesalahan atau perlakuan buruk kepada kita. Memang di saat kita marah,
sangat sulit untuk bersikap lembut dan memaafkan, namun apabila kita mampu
melakukannya, maka Allah akan menjauhkan dari godaan setan dan menjadikan musuh
kita sebagai teman yang setia. Di dalam Al-Qur’an Allah berfirman, “Maka
dengan rahmat Allah berlemah lembutlah kamu kepada mereka. Jikalau kamu keras
hati, niscaya mereka akan menjauh dari sekeliling kamu”.
Kejahatan, bagaimanapun juga berasal dari
setan. Dan setan ada dua macam, setan dari golongan manusia, dan setan dari
golongan jin. Setelah Allah memerintahkan hamba-Nya untuk berbuat kebaikan
kepada sesamanya meskipun telah mendapat perlakuan jahat, kemudian pada ayat
selanjutnya Allah memerintahkan untuk berlindung kepada-Nya apabila setan
datang menggoda. Karena, untuk menghadapi setan yang berwujud manusia
dimungkinkan dengan berbuat baik padanya, maka dia akan berubah baik kepada
kita. Adapun setan dari golongan jin, tidak cara berkelit dan menghindar
darinya apabila ia datang menggoda kecuali dengan meminta perlindungan
kepada-Nya. Jika seseorang menyerahkan urusannya kepada Allah dan berlindung
kepada-Nya, maka setan tidak akan berarti baginya. Seperti yang dijelaskan pada
ayat berikutnya: “Dan jika syaitan mengganggumu dengan suatu gangguan, maka
mohonlah perlindungan kepada Allah. Sesungguhnya Dia-lah Yang Maha Mendengar
lagi Maha Mengetahui."
Menolak
kejahatan dengan kebaikan memang bukan lah perkara yang mudah dilakukan, namun
jika kita mampu melakukan hal tersebut kita akan mendapatkan pahala dan derajat
yang tinggi di sisi Allah. Orang yang mampu menolak kejahatan dengan kebaikan
akan dijauhkan dari godaan setan, dan orang yang memusuhinya akan tunduk pada
kita seperti teman yang setia. Itulah hikmah atau balasan bagi orang-orang yang
menolak kejahatan dengan membalas pada kebaikan.
Marilah
kita senantiasa berdoa kepada Allah agar diberi perlindungan atas godaan dan
gangguan setan. Dan mudah-mudahan Allah melindungi kita atas godaan setan, dan
mudah-mudahan kita termasuk orang yang mampu menolak kejahatan dengan kebaikan,
sehingga kita mendapatkan pahala dan keberuntungan yang besar dari Allah. Amin
Ya Rabbal ‘Alamin…
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Menolak Kejahatan Dengan Kebaikan
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/01/menolak-kejahatan-dengan-kebaikan.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5