Kisah Seorang Pemuda dan Buah Anggur
Rabu, 24 April 2013
1
komentar
Ada seorang
pemuda sedang berjalan di pinggir sungai. Dia menemukan buah anggur yang hanyut
di sungai. Ia lantas mengambil buah itu dan memakannya hingga masuk ke
perutnya. Namun, belum habis buah anggur
itu dimakan, sang pemuda menyadari bahwa buah itu tidak halal baginya, sebelum
sang pemilik buah menghalalkannya.
Sang pemuda
ini pun menyusuri sungai dan mencari pemilik kebun anggur itu. Dalam
perjalanannya, akhirnya dia berjumpa dengan sang pemilik kebun. Sang pemuda
lantas menyampaikan maksudnya dan memohon izin kepadanya untuk mengikhlaskan
buah yang sudah dimakannya. Tapi, sang pemilik kebun tak mau menghalalkannya.
Sang pemuda
ini terus memohon kepada pemilik kebun itu. Bahkan, ia rela menjadi penjaga
kebun itu walau tanpa diupah asal dirinya mendapatkan kehalalan dari buah yang
sudah dimakannya. Sebab, ia khawatir, buah anggur yang tidak halal itu bisa
menjadi penghalang dirinya masuk ke surga. Akhirnya, sang pemilik kebun
mempekerjakan si pemuda sebagai penjaga kebun. Setelah beberapa waktu, dan
melihat kesungguhan si pemuda menjaga dirinya dari hal-hal yang diharamkan,
sang pemilik kebun ini berniat menghalalkan buah anggur itu.
“Namun dengan
satu syarat,” ujarnya. Sang pemuda ini pun semringah, dan dia siap memenuhi
syarat itu asal mendapat ridha dari sang pemilik kebun. “Syarat itu adalah,
engkau harus menikah dengan anakku. Ia buta, tuli, bisu, dan lumpuh,” ujar
pemilik kebun. Mendengar hal itu, bukannya gembira, hati si pemuda justru makin
gelisah. Sebab, dirinya akan mendapatkan istri yang tidak bisa apa-apa, yakni
buta, tuli, bisu, dan lumpuh pula. Namun, demi halalnya anggur yang sudah masuk
ke perutnya, ia pun menerima syarat itu.
Singkat
cerita, dinikahkanlah si pemuda dengan anak pemilik kebun itu. Sesudah akad
nikah, si pemuda dipersilakan menemui istrinya. Alangkah terkejutnya si pemuda,
sebab perempuan yang ada di kamar itu, justru tidak buta, tidak tuli, tidak
bisu, dan juga tidak lumpuh. Ia bisa melihat, mendengar, berbicara, dan
berjalan. Mengetahui sang suami kebingungan, istrinya kemudian menjelaskan
maksud orang tuanya yang menyatakan dirinya buta, tuli, bisu, dan lumpuh.
“Ayahku benar. Aku bisu, karena tidak pernah membicarakan hal-hal yang buruk.
Aku tuli karena tidak pernah mendengar hal-hal yang haram. Aku buta karena tak
pernah melihat kemaksiatan. Dan aku lumpuh karena tak pernah pergi ke tempat
maksiat,” ujarnya.
Mendengar hal
itu, maka gembiralah hati sang pemuda. Ternyata, ketulusan dan keikhlasannya
untuk senantiasa mencari makanan yang halal telah berbalas dengan kebaikan. Ia
pun memuji kebesaran Allah SWT. Dari perkawinan mereka, lahirlah seorang ulama
besar. Dialah Imam Hanafi. Dalam riwayat lain disebutkan, sang pemuda itu
adalah ayah dari Imam Syafii.
Dari cerita
ini dapat kita ambil hikmah bahwa orang yang senantiasa mencari rezeki halal,
niscaya akan berbuah pada kebaikan. Rasul SAW bersabda; “Akan datang suatu masa
yang ketika itu manusia tidak lagi menghiraukan sumber pendapatannya, apakah
berasal dari yang halal atau dari yang haram.” (HR Bukhari dan Nasai).
Cerita di atas
juga mengajarkan kepada kita untuk senantiasa berlaku jujur walau sekecil
apapun kesalahan yang kita lakuan. Dengan kejujuran yang tulus dalam hati akan
menghasilkan keindahan yang luar biasa. Kita lihat anak muda dalam cerita di
atas dengan kejujurannya ia mendapat balasan yang luar biasa sebagai buah
kejujurannya. Wallahu
a’lam.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kisah Seorang Pemuda dan Buah Anggur
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/04/kisah-seorang-pemuda-dan-buah-anggur.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5