Kisah Abdullah bin Ja'far, Budak Belia, dan Seekor Anjing
Rabu, 24 April 2013
0
komentar
Pada suatu hari, Abdullah bin Jafar melakukan suatu perjalanan.
Ketika sampai di sebuah kebun kurma milik seseorang, dia berhenti untuk
beristirahat. Di saat itu,
dilihatnya ada seorang budak belia yang sedang menjaga kebun kurma tersebut. Ia
melihat budak itu mengeluarkan bekalnya berupa tiga potong makanan. Tiba-tiba, seekor anjing datang menghampirinya sambil mengonggong
dan menjulurkan lidahnya sebagai tanda ingin memakan makanan yang dikeluarkan
oleh budak itu. Budak itu pun
melemparkan sepotong makanannya ke arah anjing dan anjing itu pun memakainya.
Kemudian dilemparkan pula sepotong lagi dan dimakannya pula. Walau sudah dapat
dua potong makanan, anjing itu tak jua meninggalkan budak tersebut.
Maka, ia pun melemparkan lagi makanannya untuk ketiga kalinya dan
anjing itu kembali memakannya. Akhirnya, habislah semua bekal makanannya. Abdullah
bin Jafar yang melihat hal itu sangat heran dan kagum, karena si hamba telah
memberikan semua makanannya kepada anjing itu. Kemudian Abdullah
menghampirinya, lalu berkata, “Wahai anakku, berapa banyakkah bekal makananmu
sehari di tempat ini?”
“Tiga potong saja yang kesemuanya telah dimakan oleh anjing tadi,”
jawabnya. Abdullah
bertanya, “Mengapa engkau berikan semua kepada anjing itu? Dan apa yang akan
engkau makan?” Ia menjawab,
“Wahai tuan, tempat ini bukanlah kawasan anjing. Jadi, aku yakin dia datang
dari tempat yang jauh, dan tentu dia sangat lapar. Sedang aku sendiri, biarlah
aku tidak makan hari ini.”
Mendengar hal tersebut, Abdullah kagum dengan kemuliaan si budak
itu. Akhirnya, Abdullah bin Jafar membeli kebun kurma dan budak itu dari
tuannya. Kemudian dia memerdekakan si hamba, dan kebun kurma itu diberikan
kepadanya. Setelah itu, dia pergi meninggalkan tempat itu untuk meneruskan
perjalanannya.
Pelajaran yang dapat kita petik dari kisah di atas adalah hendaknya
kita menyayangi hewan, termasuk kepada anjing. Sebab, sebagai seorang Muslim
kita menyadari bahwa semua hewan merupakan makhluk Allah SWT yang harus
dihormati. Karena itu, kita menyayanginya sebagaimana Allah menyayangi hewan yang
menciptakannya.
Lebih daripada itu, menyayangi binatang merupakan bagian dari
perintah agama yang harus kita realisasikan dalam keseharian kita. Ketika kita
menyayangi binatang, maka Allah SWT akan memberikan pahala dan pengampunan
dosa. Rasulullah SAW bersabda, “Terhadap yang mempunyai hati yang basah
terdapat pahala.” (HR Ahmad dan Ibnu Majah).
Dalam hadis yang lain, Rasulullah SAW bersabda, “Seorang laki-laki
berjalan dalam keadaan sangat kehausan, kemudian ia turun ke salah satu sumur,
dan meminum airnya. Ketika ia keluar dari sumur, ia melihat seekor anjing yang
tampak sangat kehausan dengan hanya menjilati tanah.”
“Ia berkata, ‘Sungguh anjing ini telah sampai pada kondisi yang aku
juga sepertinya.’ Laki-laki itu lantas memenuhi sepatunya dengan air,
menahannya dengan mulutnya, kemudian naik dan memberikan airnya kepada anjing
tersebut. Ia bersyukur kepada Allah, dan Allah pun mengampuni dosa-dosanya.”
(HR Bukhari).
Untuk itu, mari kita sayangi hewan yang ada di sekeliling kita
sebagai wujud dari ketaatan kita kepada Allah SWT dan menebarkan kasih sayang
kepada segenap makhluk-Nya. Karena pada dasarnya hubungan baik tidak hanya kita lakukan kepada
Allah, Manusia, tetapi juga kepada Alam dan Hewan. Wallahu a’lam.
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Kisah Abdullah bin Ja'far, Budak Belia, dan Seekor Anjing
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/04/kisah-abdullah-bin-jafar-budak-belia.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5