-->

Sabar Atas Musibah

Posted by Unknown Rabu, 01 Mei 2013 2 komentar

Bencana alam terus menerus melanda Indonesia, mulai dari gempa, longsor, banjir, kecelakaan, dan lainnya. Seperti yang kita lihat sekarang, banjir yang melanda Jakarta belum juga berakhir. Banyak kerugian yang dialami oleh masyarakat dengan kedatangannya banjir ini, seperti aktivitas terganggu, jalanan jadi terhambat, roda perekonomian terhenti, sarang penyakit terbuka lebar, dan lain sebagainya. Apakah bencana banjir ini merupakan azab dari Allah ataukah ujian agar kita lebih mendekatkan diri kepada Allah?

Ada dua penafsiran yang kini hinggap di pemikiran masyarakat, ada yang mengatakan bencana tersebut sebuah azab atas dosa yang dilakukan oleh manusia dan ada juga yang mengatakan bahwa bencana tersebut adalah sebuah ujian agar kita lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT sebagai Sang Pencipta. Semua itu tergantung kepada manusia yang menyikapi bencana atau musibah tersebut, apakah ia menganggap itu sebuah azab atau sebuah ujian, semua tergantung kepada mereka sendiri.
Adanya musibah atau bencana yang terjadi di Negara kita Indonesia adalah sebagai balasan dan peringatan atas perbuatan yang telah mereka lakukan sendiri, dan dengan harapan agar manusia kembali ingat kepada Allah SWT, karena kebanyakan dari kita sekarang telah lupa atas nikmat dan karunia yang diberikan oleh Allah kepada kita. Sebagaimana firman Allah, “Dan apa saja musibah yang menimpa kamu Maka adalah disebabkan oleh perbuatan tanganmu sendiri, dan Allah memaafkan sebagian besar (dari kesalahan-kesalahanmu). Dan kamu tidak dapat melepaskan diri (dari azab Allah) di muka bumi, dan kamu tidak memperoleh seorang pelindung dan tidak pula penolong selain Allah. (QS. As-Syura [42]: 30-31)
Pengingkaran terhadap hukum-hukum Allah pencipta semesta alam, termasuk di dalamnya berbagai macam kemunkaran semisal prostitusi, judi, minum-minuman keras, membunuh, memakan harta anak yatim, dan perbuatan yang menjauhkan kita dari Islam. Hal tersebutlah yang menyebabkan tidak adanya berkah dari langit dan bumi, sebab keberkahan hanya didapatkan oleh bangsa yang beriman dan bertakwa. Sebagaimana firman Allah, “Jikalau Sekiranya penduduk negeri-negeri beriman dan bertakwa, pastilah Kami akan melimpahkan kepada mereka berkah dari langit dan bumi, tetapi mereka mendustakan (ayat-ayat Kami) itu, Maka Kami siksa mereka disebabkan perbuatannya.” (QS. Al-A’raf [07]: 96)
Musibah selain dari azab Allah atas perbuatan yang telah kita lakukan juga sebagai ujian dalam upaya mendekatkan diri kepada Allah SWT, sebagaimana firman-Nya, “Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar. 156. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: "Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji'uun". 157. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk.” (QS. Al-Baqarah [2]: 155-157)
Dan Rasulullah SAW bersabda: “Manusia yang paling berat ujiannya adalah para Nabi, kemudian orang yang terbaik lalu yang terbaik; seseorang diuji sesuai dengan taraf atau tingkat keimanannya. Dan tidaklah ujian itu menimpa seorang hamba hingga Dia membiarkannya berjalan di muka bumi tanpa kesalahan” (H.R Al-Bukhari)
Seorang mukmin yang bersabar atas musibah yang menimpanya dan dalam hal ini dia bersungguh-sungguh mencari ridha Allah SWT, maka musibah itu akan menjadi nikmat baginya bukan menjadi siksa, dan musibah-musibah itu akan menghapuskan keburukan-keburukan yang telah dilakukannya dan menambah keimanan serta kebaikan-kebaikannya kelak. Ukuran atau kadar kebaikan yang diberikan oleh Allah adalah sesuai dengan kadar cobaan yang diberikan, sebagaimana Rasulullah bersabda, Barangsiapa yang Allah kehendaki padanya kebaikan Allah timpakan kepadanya musibah”. (H.R.  Al-Bukhari.)
Sabar terhadap musibah merupakan tingkat kesabaran yang paling tinggi di antara sabar-sabar terhadap perkara yang lainnya, karena sabar terhadap musibah yang menyakitkan itu sulit dilaksanakan, hanya ada segelintir orang yang mampu melakukannya. Demikianlah walaupun musibah sesuai kebiasaannya adalah menyakitkan akan tetapi para salaf memandangnya sebagai kesempatan dan sarana untuk senantiasa mendekatkan diri kepada Allah agar memperoleh pahala dan keridhaan-Nya. Rasulullah SAW bersabda yang artinya, “Sesungguhnya besarnya pahala tergantung besarnya cobaan, dan sesungguhnya apabila Allah cinta kepada suatu kaum Allah timpakan kepadanya cobaan, barangsiapa yang ridha dia akan mendapatkan keridha’an dan barangsiapa yang benci dia akan mendapati kebencian”. (H.R At-Tirmidzi)
Junaidi al-Bagdhadi mengatakan bahwa ujian atau musibah itu merupakan penerang bagi orang yang arif, senjata bagi orang beriman, dan kehancuran bagi orang yang lupa. Seseorang tidak akan mendapatkan rasa manisnya iman sampai ia mendapatkan musibah dan ia dalam keadaan ikhlas, ridha, serta sabar dalam menghadapinya. Berdasarkan apa yang telah diucapkan oleh Junaidi al-Bagdhadi sangat jelas bahwa musibah itu merupakan senjata bagi orang yang beriman dalam hal mendekatkan diri kepada Allah. Jika orang yang tertimpa musibah tersebut sabar, maka ia akan mendapatkan manisnya iman, namun sebaliknya jika ia benci dengan musibah tersebut, maka ia tidak akan merasakan manisnya iman.
Sangatlah jelas bahwa bencana alam merupakan peringatan serta ujian yang dihadapkan kepada kita atas perbuatan yang telah kita lakukan. Kita harus senantiasa sabar dalam menghadapi musibah tersebut, karena dengan kesabaran maka Allah akan senantiasa menambah kebaikan dan keimanannya. Bencana juga merupakan peringatan agar manusia dapat merenungi kesalahan apa saja yang telah mereka perbuat, sehingga mereka lupa kepada Allah SWT. Semoga dengan adanya bencana alam ini kita bisa merenungi kesalahan yang telah kita perbuat dan kembali untuk lebih mendekatkan diri lagi kepada Allah SWT.
Marilah kita senantiasa sabar dan ridha dalam menghadapi berbagai macam musibah dan persoalan dalam kehidupan ini serta mengembalikan semua urusan kepada Allah, karena dengan demikian semua musibah atau persoalan kehidupan yang kita hadapi tersebut akan terasa mudah dan semoga Allah SWT juga akan memberikan jalan keluar terhadap musibah yang menimpa kita. Mudah-mudahan kita termasuk orang yang sabar, ridha dan ikhlas dalam menghadapi musibah tersebut, dan mudah-mudahan kita termasuk orang yang menjadikan musibah itu sebagai sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah SWT. Amin ya rabbal ‘alamin……!







TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Sabar Atas Musibah
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/01/sabar-terhadap-musibah.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
2 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

2 komentar:

Lieza Nordin mengatakan...

sabar itu indahh... :) tapi kadang2 sukar nak kawal marah n pastu hilang sabar..lepas tu rasa menyesal... huk3.. >.< sbb itu sabar itu manis.. :) en3 menarik ^_^

Unknown mengatakan...

Bnar banget.... sabar itu indah..... terimakasih sudah sudi ninggalin komentar di sini..... hehehe

Posting Komentar

Komentar yang tidak sesuai dengan syarat di bawah ini akan dihapus, Demi kenyamanan kita bersama :

1. Menggunakan bahasa tidak beretika (Sara, Pornografi, Menyinggung)
2. Komentar menautkan link secara langsung
3. Komentar tidak berkaitan dengan artikel
4. Komentar Scam (Promosi Link)

Original design by Bamz | Copyright of Coretan Mahasiswa Kampung.

Pengikut

Recent Comment