Menyayangi Binatang
Selasa, 07 Mei 2013
0
komentar
![]() |
Menyayangi Binatang |
Umat Islam sangat menganjurkan kepada kita agar senantiasa hidup saling
menyayangi terhadap sesama, baik itu hubungan baik kepada Allah (Hablum mina
Allah), hubungan baik kepada manusia (Hablum minannas), dan hubungan
baik dengan alam serta makhluk hidup yang ada di dalamnya. Hal itu terbukti dengan diutusnya Nabi
Muhammad SAW sebagai pembawa rahmat (kedamaian) bagi alam semesta ini.
Sebagaimana firman Allah, “Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan
untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam“ (Q.S. al-Anbiyaa’ 21:107)
Ayat ini bukan hanya ditujukan untuk Rasulullah semata, tetapi sudah menjadi
salah satu dasar ajaran bagaimana seharusnya seorang muslim berperilaku dalam
kehidupan sosialnya di masyarakat. Tak hanya memberikan manfaat yang baik bagi
sesama manusia (hablumminannaas), tetapi juga flora dan fauna di alam
semesta ini. Salah satu media untuk melatih sifat rahmatan lil’alamin bagi
muslim adalah dengan menyayangi hewan.
Di dalam Islam, binatang pun harus diberikan kasih sayang, apalagi dengan
manusia. Betapa indahnya ajaran Islam, kita disuruh untuk saling menyayangi
agar terjalinnya kedamaian hidup di dunia ini. Orang yang beranggapan bahwa
Islam adalah agama teroris tentu sangat berlawanan dengan ajaran Islam yang
memiliki misi membawa rahmat bagi alam semesta.
Di dalam kitab Al-Mawa’izhu Al-‘Ushfuriyyah yang dikarang oleh
Syaikh Muhammad bin Abu Bakar diceritakan sebuah kisah tentang menyayangi
binatang yang dilakukan oleh Umar bin Khattab sebagai khalifah. Umar tidak
hanya melakukan hubungan baik terhadap manusia (hablumminannas) tetapi
juga hubungan baik kepada makhluk hidup yang ada di alam semesta ini.
Diceritakan, pada saat Umar bin Khattab berjalan santai di pinggiran kota
Madinah, ia melihat seorang anak kecil yang menggenggam seekor burung di
tangannya. Anak kecil itu memainkan burung tersebut tanpa adanya rasa kasihan.
Dan burung itu terlihat tersiksa dan teraniaya akibat dimainkan oleh anak kecil
tersebut.
Melihat apa yang telah dilakukan oleh anak kecil tersebut terhadap burung
itu, Umar merasa kasihan dengan burung tersebut. Umar tidak mampu melihat
burung itu tersiksa. Sehingga kemudian Umar membeli burung tersebut dari anak
kecil itu dan melepaskannya. Terlepaslah burung itu dalam alam yang bebas.
Begitu mulianya sifat Umar bin Khattab, ia tidak hanya menyangi manusia,
tetapi juga menyayangi makhluk hidup. Maka ketika Umar wafat, Jumhur Ulama
bertemu Umar dalam mimpi. Kemudian para ulama tersebut bertanya kepada Umar.
“Wahai Umar, Apa yang telah Allah perbuat kepada engkau?” Umar menjawab,
“Sungguh Allah telah mengampuniku”.
Kemudian mereka bertanya, “Apakah engkau diampuni Allah karena
kebaikanmu, sifat adilmu, atau sifat zuhudmu?” Umar menjawab, “Ketika mereka
meletakkanku di dalam kubur, menutupku dengan tanah dan meninggalkanku, maka
datang dua orang malaikat yang sangat menakutkan. Seketika itu hilang akalku,
serasa lepas tulang-tulangku dari persendiannya dan mereka memegangku, kemudian
mendudukkanku. Kemudian kedua malaikat tersebut ingin menanyaiku, namun belum
sempat mereka bertanya, aku mendengar suara (panggilan) dari langit,
“Tinggalkan oleh kalian (dua malaikat) hambaku dan janganlah kalian
menakutinya, karena sesungguhnya Aku menyayangi dan mengampuninya”. Aku
menyayanginya karena ia menyayangi seekor burung waktu di dunia, dan aku
menyayanginya di akhirat sebagai balasan atas kebaikannya.
Dari cerita di atas dapat kita ambil sebuah hikmah (pelajaran) agar kita
saling menyayangi sesama makhluk hidup, baik itu manusia, binatang, tumbuhan
dan lain sebagainya. Karena orang yang menyayangi apa yang ada di bumi, maka
Allah akan menyayangi kita di akhirat kelak. Sebagaimana Rasulullah SAW
bersabda, “Saling menyanglah kalian, niscaya Alla yang Maha Rahman akan
menyayangimu. Sayangilah oleh kalian akan apa yang ada di bumi, maka kamu akan
disayangi oleh makhluk yang ada di langit” (HR Abdullah bin Umar).
Jikalau kita umat Islam mampu menjalankan apa yang telah diajarkan
tersebut dalam kehidupan sehari-hari, maka tidak aka nada lagi kerusakan di
muka bumi ini, tidak adalagi pertumpahan darah dan permusuhan, tidak adalagi
ada yang teraniaya, tetapi yang ada hanyalah kedamaian dan persatuan. Karena
dengan hidup yang damai, kita akan merasakan betapa indah dan nikmatnya hidup
di dunia ini.
Selain cerita di atas, Rasulullah pun sangat menyayangi binatang.
Sebagaimana hadis Rasulullah, Dari Abdullah bin Ja’far meriwayatkan (dalam
redaksi hadits yang panjang), “… (Suatu saat) Nabi s.a.w. memasuki sebuah kebun
milik salah satu seorang sahabat Anshar. Tiba-tiba beliau melihat seekor unta.
(Ketika beliau mellihatnya, maka beliau mendatanginya dan mengelus bagian pusat
sampai punuknya serta kedua tulang belakang telinganya. Kemudian unta itu
tenang kembali). Beliau berkata: ‘Siapa pemilik unta ini? Milik siapa ini?’
Kemudian datanglah seorang pemuda dari golongan Anshar, lalu berkata ‘Wahai Rasul,
unta ini milik saya’. Lalu beliau bersabda ‘Apakah engkau
tidak takut kepada Allah mengenai binatang ini yang telah diberikan kepadamu
oleh Allah? Dia memberitahu kepadaku bahwa engkau telah membiarkannya lapar dan
membebaninya dengan pekerjaan-pekerjaan yang berat’” (HR. Abu Daud)
Betapa indah ajaran Islam, ia mengajarkan kepada kita agar senantiasa
hidup dalam kedamaian dan rahmat bagi semesta alam. Hal itu akan terwujud
apabila kita hidup saling menyayangi, baik hubungan baik dengan manusia (hablumminannas),
hubungan baik dengan lingkungan, binatang, dan lain sebagainya. Jikalau
seandainya semua itu terjalin dengan baik, maka tidak akan lagi ada kerusakan
di muka bumi ini, tidak ada lagi pertumpahan darah, tetapi yang ada hanyalah
kedamaian.
Mudah-mudahan kita diberikan hidayah oleh Allah SWT agar ditanamkan sifat
kasih sayang, baik itu hubungan baik kepada Allah (hablumminallah),
hubungan baik sesama manusia (hablumminannas), dan hubungan baik dengan
alam semesta beserta isinya. Semoga kita termasuk orang yang membawa rahmat
bagi alam semesta, bukan termasuk orang yang menebar permusuhan….. Amin ya
rabbal ‘Alamin…
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul: Menyayangi Binatang
Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://ponda-samarkand.blogspot.com/2013/05/menyayangi-binatang.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.Ditulis oleh Unknown
Rating Blog 5 dari 5